Pages

Wednesday, December 31, 2008

Keluhan Akhir Tahun

Akhirnya sampai juga di hari terakhir tahun 2008. Banyak yang sudah dilalui, susah, senang, tawa, tangis. Semuanya lengkap sudah kurasakan tahun ini. Kalau mau direview rasanya tahun ini seperti awal dari jalan menanjak. Lempeng di awal tahun, mulai menanjak di tengah dan makin menanjak lagi menjelang akhir tahun. Nggak cuma di kerjaan, tapi hampir di semua sisi kehidupanku. Sampai kadang-kadang pengen rasanya menyerah. Tapi gila aja, itu bunuh diri namanya.

Soal target tahun 2008, alhamdulilah tercapai. Target supersimpel yang mulai kupatok dari awal tahun akhirnya tercapai walaupun sama Yang Di Atas dicarikan jalan lain. Tapi hasilnya sama loh. Hebat Tuhan itu. Maaf ya Bos kalo tahun ini kurang berterimakasih sama Dirimu. Tahun depan kuusahakan lebih berterima kasih deh.

Soal cinta, ya semua orang juga tau tahun ini terjadi patah hati terbesar di dunia. Tapi syukurlah dari situ akhirnya aku ditunjukkan siapa dia yang sebenarnya. Sekarang sedih-sedihannya udah cukup. Waktunya cari yang baru. Udah ada di depan mata, baik, cantik, moga-moga dia wkwkwkwk..

Ok, sekarang target ke depan. Simpel aja.. Pengen .... (jangan ah,ntar ga seru kalo pada tau hehehe). Have a hardrockin' New year!! :)

Sunday, December 14, 2008

Another Sad Story

Cerita ini dikisahkan sama adikku. Ceritanya cukup bikin dada rasanya sesak. Beberapa minggu kemarin adikku naik KA ekonomi Surabaya-Blitar dari stasiun kota. Dia naik KA yang sore, jadi perhitungannya jam 8 malam sudah sampai Blitar. Di depan dia ada 3 orang, seorang bapak dan anaknya perempuan kira-kira umur 8 tahun lalu ada juga kakeknya yang menurut adikku sudah lumayan renta.

Waktu KA masih berhenti di stasiun kota, sang bapak pamit turun untuk membeli tiket. Setengah jam menunggu ternyata sang ayah tak juga kembali. Bahkan sampai KA berangkat. Anak perempuan itu mulai gelisah, kakeknya juga. Dengan berbagai cara sang kakek menghibur cucunya biar nggak nangis. Bahkan yang bikin miris, mereka akhirnya beli tiket ke kondektur. Tahu apa yang terjadi setelah itu? Uang sang kakek habis. Adikku sempat melihat dompet sang kakek kosong melompong. Padahal tau nggak berapa harga tiket KA ekonomi Surabaya-Blitar? Cuma Rp 6000 saja!

KA terus melaju, sang anak terus gelisah. "Nanti aja ditunggu di stasiun", hibur sang kakek. Memang benar-benar hari sial buat mereka malam itu. KA terlambat, telatnya nggak main-main sampai jam 12 malam baru masuk stasiun Blitar, alias telat 4 jam. Bayangkan saja, malam itu mereka harus menahan lapar. Sampai di stasiun Blitar tengah malam, mereka sibuk mencari-cari sang ayah dan hasilnya nihil. Ketika ditanya rumahnya, mereka bilang desa Ponggok. Itu jauhnya 20an km dari stasiun.

Entah apa yang dilakukan mereka tengah malam, lapar, nggak punya duit dan jauh dari rumah. Yang jelas, cerita ini bikin aku bersyukur masih bisa hidup lebih enak dari mereka,masih bisa naik mobil walaupun jelek, masih bisa makan enak dan lainnya. Makasi ya Allah..