Pages

Thursday, June 17, 2010

Gudang Makanan Meja Sebelah

Di samping ini adalah foto salah satu sudut meja kerja temanku yang selalu dipenuhi makanan, makanan dan makanan. Bahkan tempat tas pribadi pun dijadikan gudang stok persediaan makanan sama dia.

Aku jadi berpikir, apa yang terjadi kalau sehari aja dia nggak bawa makanan-makanan itu? Langsung tewaskah? Hehehe..



Sekarang coba tebak, kira-kira berapa berat badan temanku? Hehehehe..

Wednesday, June 16, 2010

Kimia Kimia Apa Gitu....

Salah satu seni naik bis ke kantor adalah berkenalan dengan banyak orang. Sialnya yang kenalan kenapa mesti laki-laki dan biasanya bapak-bapak tua. Jarang banget aku duduk sebelahan sama cewek cakep gitu.

Pagi tadi yang terjadi adalah perkenalanku dengan seorang bapak tua yang naik dari daerah Sepanjang.

PT (Pak Tua) : Turun mana nak?
AG (Aku Ganteng) : Tjiwi pak
PT : Oooo.. Kediri...

- terdiam agak lama -

PT : Kerja di sana?
AG : Iya pak
PT : Tiap hari PP gitu?
AG : Iya
PT : Kantornya dimana?
AG : Ya di Tjiwi pak.. Tjiwi Kimia.

- terdiam lagi agak lama -

PT : Kediri Kimia itu dimana ya mas?
AG : Mmm.. itu lho pak, Tjiwi Kimia di Mojokerto..
PT : Oalaaahhh.. Tjiwi to...

Pengen ketawa ngakak, tapi kok nggak enak.
Useless conversation...
Lalu kutinggal tidur saja bapak ini

Tuesday, June 15, 2010

Nasi Goreng Ala Chef Dity


Hari ini aku belajar bahwa kelaparan kadang memaksa otak bekerja lebih kreatif. Gara-garanya adalah kelaparan yang melanda sepulang kantor. Rumah kosong, lapar, gak ada tukang jual makanan lewat, sial banget deh pokoknya. Sampai akhirnya

"ting!"

ak nemu ide bikin nasi goreng. Pertama, cari resepnya, googling dulu. Setelah resep ketemu, langsung langsung beraksi. Pertama, siapkan bahan-bahan. Cabe besar, bawang merah, bawang putih, terasi, garam, kecap asin dan manis. Hal terberat pertama dalam membuat nasi goreng ternyata adalah mengulek bumbu. Pikirku sih, daripada repot-repot ngulek, mending diblender saja. Tapi apalah daya, ternyata blenderan bumbunya rusak. Terpaksa deh, ngulek sampai tangan njarem.

30 menit umek di dapur, akhirnya...
Nasi goreng rasa hambar...


Lumayanlah, daripada nggak makan. Krikruk...

Friday, June 11, 2010

10.227 Days

11 Juni,
Akhirnya muter lagi ke tanggal ini. Tahun ini tahun ke 28 aku ngelewatin tanggal bersejarah ini. Kalo ngelihat ke belakang, sebenarnya apa yang sudah aku dapetin selama 28 tahun in aku agak kecewa juga sih. Walaupun sebenarnya kata beberapa orang pencapaianku terhadap mimpiku luar biasa. Tapi kok kalo menurut aku enggak ya. Aku ngerasa sedikit terlambat memulai semuanya. Di luar sana, teman-teman sepantaranku sudah mapan, eh aku baru mulai jalan. Kadang sih mikirnya kenapa dulu enggak gini, kenapa dulu enggak gitu.

Ahh.. sutralah... yang penting sekarang fokus aja ke depan. Masih banyak cita-cita yg belum kesampaian.

Wednesday, June 9, 2010

Pipis Bareng Teroris

Bekerja di perusahaan sebesar Tjiwi memang harus pandai-pandai membiasakan diri dengan berbagai budaya. Salah satunya karena banyak ekspatriat yang bekerja di sana. Salah satu ekspatriat dengan kebiasaan yang aneh adalah Mr. Sun. Nama lengkapnya (jangan ketawa, ini serius) SUN DONG YANG. Mr. Sun ini adalah seorang Korea yang sudah lama kerja di Tjiwi. Dia di bagian... mmm... entahlah, aku nggak tau banyak. Yang aku tahu adalah kebiasaannya kalau pipis. Hehehe...

Kemarin, aku yang belum tahu kebiasaan Mr. Sun itu, mampirlah ke toilet karena kebelet pipis. Cari-cari tempat yang pas di urinoir, dan.. hufff... melepaskan beban di kandung kemih. Tiba-tiba Mr. Sun masuk dan mengambil tempat agak jauh dari posisiku. Beberapa detik setelah dia pipis, tiba-tiba terdengar suara...

bret.. pret.. bretebretebretebretebretebret.... pret.. preeeeeeett... tet.. tet.. tet... preeeeeeettt..

Langsung sekejap tercium bau amoniak yang menyengat hidung. Aku yang sedang sampai di pertengahan pipis nggak bisa menghindar dari serangan teroris tak bertanggung jawab tersebut. Lemas rasanya kena bom dahsyat itu.

Cerita punya cerita, ternyata kebiasaan Mr. Sun itu memang sudah melegenda. Pantesan nggak ada anak-anak kantor yang mau setoilet sama dia. Doh...

Monday, June 7, 2010

Bis Gratis

Pulang kantor naik Restu Panda memang nyaman. Nggak kepanasan, bisnya anteng, space kakinya lebar, ACnya dingin danyang terpenting taripnya biasa. Hehehe

Sore ini pulang kantor pas banget ada Restu Panda lewat. Begitu dibuka pintunya, lhadalaaahh.. sudah penuh sodara-sodari. Terpaksalah aku masuk dan duduk di kap mesin depan, daripada berdiri. Kupikir sih, biasanya abis perempatan bypass Krian udah pada turun, tapi ternyata hari ini tetep penuh. Bahkan yang berdiri-berdiri pun sampe desak-desakan.

Pantat makin terasa panas...
Kaki mulai terasa pegal...
Dan ati sudah deg-degan... secara duduk di depan sendiri persis di depanku kaca. Rasanya kayak nonton film 3D. Hihihihi...

Nggak terasa45 menit berlalu dan masuklah bis ke Terminal Bungurasih Surabaya. Begitu turun dan jalan ke parkiran motor, aku merogoh saku celana mau ambil kunci. Betapa kagetnya karena uang yang kusiapkan untuk bayar bis tetap di tempatnya. Lalu kuinget-inget.. ternyata si kondektur gak narik karcis ke aku dan orang sebelahku yang sama-sama duduk di kap mesin. Kalo kalian bilang lumayan, aku bilang enggak. Karena dengan gratis aku nggak bisa menikmati kursi yang empuk dan udara yang dingin, diganti dengan pantat panas, dan hawa mesin yang panas kena kaki. Worthed! Gratis kok njaluk slamet...

Sunday, June 6, 2010

Delapan Kapan

Hari ini ceritanya aku datang di resepsi pernikahan sahabatku bersama pacarku. Sahabatku ini dulu adalah salah satu reporter tabloid kampus, dimana waktu itu aku jadi layouter di sana 5-6 tahun lalu. Jadi wajar kalau tadi rasanya seperti reuni saja.

Begitu masuk gedung, langsung bertemulah aku dengan kakak mempelai, yang kebetulan teman satu angkatan dan teman SMA. "Kapan nyusul?", gitu pertanyaannya. Aku cuman bisa balas guyonan aja. "Kamu duluan ae", secara dia udah dilangkahi adiknya gitu.

Satu.

Setelah salaman, aku melihat mantan bosku di tabloid itu. Aku segera menghampirinya dan menyalami. Setelah basa-basi, muncullah pertanyaan yang sama. "Kamu kapan?"

Dua.

Adegan selanjutnya adalah mengambil makanan, dan mencari ruang kosong untuk makan hidangan yang lumayan enak ini. Eh, bertemulah aku dengan mantan fotograferku waktu di tabloid itu yang sekrang di RCTI. "Ngomong-ngomong, ini suvenirnya kurang handy. Ntar kamu suvenirnya yang handy ya? Eh, tapi kapan?"

Tiga.

Selanjutnya aku, pacarku, dan mas fotografer itu makan bersama. Lalu muncullah mantan marketing di tabloid itu juga. Eh, muncul juga pertanyaan itu, tapi bukan ke aku, melainkan ke si mantan marketing itu. Dan jawabannnyyyaaaa adddaaallaaaahh... "ntar deh, biar mas Dity dulu. Jadi kapan mas Dit?"

Empat.

Pas ambil es buah, bertemulah aku dengan 2 orang pegawai tabloid itu juga (yang sampai sekarang masih ngurusi administrasi di sana). "Eh, kowe kapan?". Dan satunya menambahkan "Ayo kapan? Lapo suwe-suwe?"

Lima. Enam.

Pas lagi ngetuprus, muncullah mantan surveyor tabloid itu yang suka warna pink dan metroseksual banget. "Mas, kapan nyusul?"

Tujuh.

Rombongan sirkus ini makin rame, karena muncul seorang mantan fotografer dan mantan reporter yang sampai sekarang masih belum lulus juga. "Ayo wes, mari ngene bulan depan mbak Non nikah, trus Mas Dity kapan?"

Delapan.

Yeah, delapan pertanyaan yang jawabannya tetap May. Bukan maybe yes, maybe not, tapi maybe besok, atau maybe mbesok ("Mbesok" kalau menurut orang jawa berarti belum dapat ditentukan waktu yang tepat). Dan akhirnya aku sampai pada tahap ini juga. Kayaknya ini juga berarti aku harus lebih giat mengumpulkan setoran bukan ngelamar anak orang. Dan makin memantapkan hati dengan anak orang itu.

My First Commercial PreWedding Photo





Orang pertama dari Tsu Family akhirnya menikah. Foto preweddingnya dibuat awal bulan Mei kemarin. Konsepnya sendiri lumayan nyeleneh, skateboard. Konsep ini yang bikin fotografernya bingung. Abisnya Si Fotografernya nggak pernah bikin prewed kayak gini sih. TApi setelah berbagai ujicoba, 2 hari photo session, akhirnya beginilah jadinya. Kasi komen ya teman ;)

Thursday, June 3, 2010

Dimana Bumi Dipijak, Disitu Semut Terinjak

Pernah denger quote di atas?

Yang di atas emang plesetan sih, tapi setidaknya pepatah di atas ada benernya juga. Ini terbukti pada salah satu anak baru yang masuk di Business Unit Woodfree. Sebenarnya nggak ada yang tampak aneh dari anak ini kalo dilihat sekilas. Tapi lama-lama agak risih juga sama dandanannya yang -kalau menurut ukuran kantorku- agak di luar kebiasaan orang yang lain. Ketika semua orang berseragam biru dan bercelana biru tua, eh dia pakai rok entah apalah itu namanya yang mekrok di atas lutut. Trus omongannya yang terlalu "tinggi". Belum lagi gaya jalannya yang bak seorang model itu, yang belakangan jadi ngetren di kalangan orang kantor hihihihi...

Pindah ke tempat baru memang banyak resikonya. Salah satunya kita harus menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. Kalau sehari-harinya begitu, dan lingkungan baru begini, kenapa nggak kita yang lama-lama menyesuaikan diri kira jadi begini. Toh nggak ada salahnya juga. Paling tidak penyesuaian itu adalah salah satu cara untuk ngeblend dengan lingkungan yang baru.

Balik ke teman baru itu tadi. Karena keanehannya di mata lingkungan kerja kami, anak baru itu sekarang jadi rasan-rasan apapun tingkah lakunya. Mungkin menurut dia itu normal, tapi kalau satu orang normal di tengah 100 orang gila, sebenarnya siapa yang normal?

Berlayar Ke Hutan Mangroove

Minggu siang kemarin lebih banyak kuhabiskan di rumah dengan bermalas-malasan. Sampai akhirnya aku baca status facebook teman yang bilang kalo pengen banget hunting foto. FYI, temanku ini fotografer belajaran. Tapi dasar OKB, belajarannya nggak tanggung-tanggung pakai D80 dan 5 lensa mulai dari 17-40mm f2.8 fix sampe punya juga 70-300 f2.8 fix. Ngiler akika mende ini. Sementara aku belajar pakai kamera DSLR low level yang dibeli dengan mandi darah.


Chatting punya chatting, akhirnya diputuskan untuk hunting ke kawasan mangroove di Surabaya Timur. Kira-kira 5km dari McD baru kebanggaan warga Rungkut itu. Sampai di sana sudah kelihatan beberapa perahu warna-warni berjejer rapi di pinggir kali yang warnanya, you knowlaah, warna kali di Indonesia. Dengan biaya cuman Rp.5000 saja per orang, aku dan temanku sudah bisa naik kapal motor yang diisi sekitar 12 orang. Perahunya sih biasa, perahu nelayan gitu. Sepertinya memang nggak didesain untuk perjalanan sampai ke tengah laut karena di kanan kirinya nggak ada bambu yang biasa untuk menopang. Soal keselamatan, berserah diri sama yang di atas sajalah. Karena nggka disediakan pelampung sama sekali. Tapi menurutku 95% selamat kok. Asal tripnya pas lagi cuaca bersahabat dan kita nggak neko-neko di dalam kapal. Saranku, kalo soal keselamatan ini lebih baik kalau punya life jacket, mendingan dibawa deh.



Setelah kapal terisi sesuai standar, maka berangkatlah kita menuju ke muara sungai. Sampai beberapa meter meninggalkan dermaga aku sudah mulai frustasyong, karena kiri kanan pemandangannya gitu-gitu aja. Makin lama bentangan sungai makin melebar. Melongok GPSnya teman, kayaknya sudah hampir sampai muara. Dan benar saja beberapa menit kemudian sampailah kita di muara sungai.

Jreeeeeeeeeeeeeenggg....!!!
Dan melongolah aku melihat pemandangan yang keren abis ini. Langsung saja aku buka tas kamera dan jeprat-jepret sana sini. Disebelah kiri ini adalah arah timur menuju laut lepas. Disini airnya sudah mulai biru dan ombaknya sudah mulai gede. Agak ngeri sih, tapi kamera adalah obat ngeri paling jos di situ hehe. Jadi membayangkan gimana kalau ada disana pas matahari terbit?





Lalu Asik motret, tiba-tiba mendung mulai datang. Pertamanya agak kuatir, tapi ternyata itu bisa menjadi objek foto yang bagus. Btw, gambardi sebelah kanan ini diolah dengan Adobe Photoshop CS 2, dengan menambah dodge and burn.









Ternyata nggak cuman pemandangan pantai yang kelihatan di sana. Kalau menoleh ke arah barat akan kelihatan pemandangan yang bisa bikin ngowoh... Pemandangan gunung Semeru yang tertinggi di Pulau Jawa itu. Terekam seperti gambar di kiri ini






Anyway, 1 jam lebih berlayar nggak terasa teman-teman. Kalau di Surabaya dan bosan sama mall dan kebun binatang, coba deh sekali-sekali ke sini. Nggak jauh kok dari pusat kota, dan kalian akan melihat pemandangan Surabaya dari perspektif yang lain. Selamat berlayar :)