Pages

Monday, February 25, 2013

Is It The Time To Move On?

Hari yang indah ini dikejutkan oleh berita dari bu bos. Bu bos bilang performance appraisal saya tahun ini nggak baik karena ternyata sepanjang 2012 kemarin saya pernah 3x lupa absensi pulang. Man, it is soooo ridiculous. I've been doing so many great things for the company whole year and beaten by absent system. It's unfair. Seperti 3 hari untuk selamanya.

Kecewa tentu saja. Rasanya seperti dikhianati. Sampai akhirnya saya sharing ke istri dan dia menyarankan untuk resign itu bikin "deg". Dia tahu saya cinta banget dengan pekerjaan ini. Kalau sampai dia menyarankan resign,mungkin ini berarti udah nggak bisa ditoleransi lagi.

Well mungkin opsi resign memang perlu diseriusi. Dan kali ini akan benar-benar serius.
posted from Bloggeroid

Friday, February 15, 2013

Soal Pengunduran Diri

Minggu ini di kantor lagi dihebohkan berita beberapa teman yang akan resign. Well sebenarnya resignation itu udah lumrah di dalam dunia kerja. Kenapa dia resign adalah pertanyaan yang diajukan setiap orang pada sang resignee. Kalau menurut aku sih ada beberapa hal yang membuat orang resign.

1. Duit
Nggak ada yang memungkiri ini kebanyakan adalah faktor utama seseorang resign dan pindah kerja. An ideal move tentu saja pindah ke perusahaan yang menggaji lebih besar. Tapi itu cukup subjektif sebenarnya. Beberapa orang rela pindah ke perusahaan yang gajinya lebih rendah karena alasan yg jd faktor resignation berikutnya ini.

2. Ketenangan Hidup
Ya apalah artinya gaji tinggi tapi ketenangan hidup tidak didapatkan. Well saya sendiri mengalami hal ini waktu pindah dari kantor sebelum ini hidup saya lumayan berantakan. Maklum sudah jadi rahasia umum kerja di media itu kayak juggling. Dan setelah pindah ke pekerjaan lain dengan rate gaji yg nggak jauh beda waktu itu hidup jadi lebih tenang, santai dan teratur.

3. Challenge
Beberapa orang ditakdirkan untuk greedy akan tantangan. Jadi dia akan pindah ketika di perusahaannya sekarang dirasa sudah nggak ada challenge, atau kesempatan berkarir lebih baik. Orang-orang seperti ini menurut saya berbahaya. Better kalau resign disetujui ajalah. Kalau dia tetap bertahan akan membahayakan yang lain. Dia akan nggak segan menyikut dan menelikung dari belakang demi mendapatkan tantangan di pekerjaannya.

4. Ketidakpuasan
Ini selain gaji loh. Gaji kan udah kita bahas tadi. Ketidakpuasan ini maksudnya adanya perlakuan nggak adil dari bossnya. Atau kesenjangan job desk. Ini bisa terjadi pada orang-orang potensial. Banyak kan orang yang sebenarnya potensial tapi dipandang sebelah mata sama bossnya jadi akhirnya diperlakukan nggak adil dan sebagainya. Alhasil perusahaan akan rugi kehilangan orang-orang potensial dengan cara seperti ini. So if you are a boss, please take care of your employee. Manage job desk sebaik mungkin, jadi nggak ada orang yang resign karena terlalu nganggur atau terlalu sibuk sampai nggak punya kehidupan pribadi di luar kantor.

Buat yang punya anak buah, some people work with heart. Bekerja karena mereka suka. Orang-orang seperti ini gaji udah nomor ke satu setengah (gaji gak mungkin nomor 2). Orang-orang seperti ini bekerja untuk aktualisasi diri. Maka jaga orang-orang seperti ini. They are supervaluable member of your team. Memang gampang cari pegawai yang bisa melakukan job desk yang kita inginkan. Tapi super susah cari orang yang mau melakukan itu dengan hati.

Well lepas dari semua itu, biarkan daun lepas dari tangkainya jangan ditahan. Karena daun yang sudah mengering tak akan membuat pohon tampak indah selamanya.

Tapi ingat, buat kalian yang resign rumput tetangga memang tampak lebih hijau. Tapi kebanyakan sawang sinawang. So hati-hati..

Thursday, February 7, 2013

Lama Tidak Menulis, Menulis Tidak Lama

Well, ternyata postingan terakhir blog ini setahun lalu. Maafkan saya yang jarang menulis ini. Padahal menurut tips-tips yang ditulis di majalah-majalah itu menulis adalah salah satu cara membangkitkan kreativitas. Apa daya tampaknya akhir-akhir ini saya lebih rajin malas daripada rajin menulis. Hahaha..

Sebenarnya saya tahu sih biang kemalasan menulis panjang lebar ini. Media sosial. Ya, media sosial dengan segala keterbatasannya membuat saya malas untuk mengetik panjang kali lebar kali tinggi. Padahal untuk menulis di media sosial seperti twitter itu cuman dibatasi 160 karakter, itupun udah dipotong sama mentionan kita. Tapi kecepatan, catch to the moment adalah keunggulan Twitter daripada blog. Itu yang bikin saya dan kita semua lebih tertarik ngetwit daripada ngeblog.

Tapi dari semua itu pada akhirnya muncul kerinduan untuk menulis lagi. Ada emosi-emosi yang nggak bisa ditumpahkan semua di twitter. Semoga mulai hari ini saya nggak malas menulis lagi. Karena jaman sekarang menulis blog itu nggak harus di depan laptop atau PC.
posted from Bloggeroid