- Naik motor. Jelas murah. Tapi ini nggak gampang karena medan yang dilalui sangat berat. Bis dan truk bisa sewaktu-waktu jadi pencabut nyawa. Jadi okelah opsi ini dicoret
- Naik antar jemput. Nyaman, jelas. Nggak ribet, jelas. Tapi kenyamanan dan kenggakribetan itu harus dibayar mahal. Sebagai karyawan baru yang gajinya masih standar dan pengen cepet kaya, maka akhirnya opsi ini ditolak demi menambah tabungan hehehe...
- Naik bisa antar kota. Ini adalah opsi terbaik di antara 2 sebelumnya. Soal nyaman itu nomer sekian, yang penting murah dulu. Jadi kupilih opsi ketiga ini.
Satu bulan lebih naik bis, rasanya makin menyenangkan. Banyak cerita didalamnya. Mulai dari suami istri yang bertengkar di bis, orang kecopetan, ketiduran di bis, sampai bertemu orang-orang yang menyebalkan.
Cerita soal orang menyebalkan, ada satu yang bikin aku bete kalo satu bis sama dia. Pengalaman pertama ketemu bapak-bapak ini udah sangat menjengkelkan. Waktu itu naik bis yang udah agak penuh. Jadi berdirilah kita. Karena naik paling belakangan, aku akhirnya berdiri di dekat pintu, dan bapak-bapak menyebalkan ini persis di depanku tapi nggak mau maju lagi. Padahal bagian tengah bis masih kosong. Grrrr... mangkel aku. Gara-gara dia aku berdiri di pintu sampai bypass Krian.
Pengalaman kedua...
Lagi-lagi bis penuh. Tapi aku lebih beruntung bisa dapat tempat duduk. Karena aku duduk di kursi yang buat 3 orang. Karena dia datang telat, maka orang itu ikut ndusel duduk di tengah. Bukannya apa, eh, malah aku yang duduk di paling pinggir jadi tersingkir. Duduknya cuman sebelah bokong ajah. Heuuuhh..
Pengalaman ketiga...
Persis seperti yang kedua, tapi kali ini aku milih yang ditengah. Pikirku dia bakal yang ngalamin kayak aku. Tapi salah sangka sodara-sodara... aku malah kecepit duduk di tengah. Alhasil sakit semua nih badan. Heeuuhhh...
Jadi sekarang kalau mau naik bis dan ada orang itu aku mendingan naik bis yang lewat belakangan aja. Menyebalkan....
No comments:
Post a Comment